Frasa Benda atau Frasa Nomina
Frasa benda atau frasa nomina adalah frasa yang kedudukannya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda.
Contoh:
a.
Dita menerima hadiah ulang tahun.
b.
Dita menerima hadiah.
Frasa hadiah ulang
tahun dalam kalimat di atas kedudukannya sama dengan kata benda hadiah. Oleh karena itu, frasa hadiah
ulang tahun termasuk frasa benda atau frasa nomina.
Contoh lain, misalnya:
Bapak
Menteri pohon
rindang
rumah baru anggota DPR
kakak saya bangunan itu
dua buah
sepeda yang cantik
Frasa Kerja atau Frasa Verba
Frasa kerja atau frasa verba adalah frasa yang kedudukannya
sama dengan kata kerja atau verba.
Contoh:
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.
Frasa sedang membaca adalah frasa kerja karena kedudukannya sama dengan
kata kerja membaca dan unsur pusatnya
kata kerja, yaitu membaca.
Contoh lain, misalnya:
akan pergi dapat
menyanyi
sudah datang duduk
lagi
sering lari makan
dan minum
Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva
Frasa sifat atau adjektiva adalah frasa yang kedudukannya
sama dengan kata sifat. Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat. Unsur inti dalam frasa adalah unsur
yang diterangkan oleh unsur lain yang merupakan unsur pewatas (yang
menerangkan). Meskipun demikian, sesuai pengertian adjektiva, maka frasa
adjektival tetap merupakan bagian yang menerangkan nomina (kata benda).
Perhatikan contoh berikut:
Dia agak bingung dalam
memilih pakaian yang ditawarkan ayahnya.
Kelompok
kata yang dicetak miring pada kalimat di atas adalah frasa adjektival. Kata bingung pada
frasa di atas adalah adjektiva yang menjadi inti frasa. Dikatakan sebagai inti
karena kata tersebut merupakan unsur yang diterangkan oleh pewatas agak. Namun
demikian, frasa adjektival agak bingung tetap berfungsi
sebagai unsur yang menerangkan nomina dia. Perhatikan
pula contoh berikut ini!
Karena tidak sabar,
wanita itu mencubit anaknya, yang dari tadi menangis meminta es krim.
Inti frasa adjektival tidak sabar adalah sabar (adjektiva).
Kata tidak adalah unsur pewatas yang menerangkan kata sabar.
Karena inti dari tidak sabar adalah adjektiva sabar yang
tergolong sebagai adjektiva, maka frasa tidak sabar adalah
frasa adjektival.
Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia
Frasa keterangan adalah frasa yang kedudukannya sama
dengan kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan juga berupa kata
keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan. Frasa
keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi sebagai
keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di
belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.
Contoh:
1) Tidak biasanya dia pulang larut malam.
2) Dia tidak biasanya pulang larut malam.
3) Dia pulang larut malam tidak biasanya.
Dari pengamatan terhadap
bahasa Indonesia diperoleh sejumlah kata keterangan, yaitu kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, sekarang, dan lain-lain.
Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia
Frasa bilangan adalah frasa yang kedudukannya sama dengan
kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk
dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.
Contoh:
Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
Kata dua termasuk golongan kata bilangan, sedangkan kata orang disebut sebagai kata penyukat.
Kata penyukat adalah kata yang terletak di belakang kata bilangan dan bersama
kata itu membentuk satu frase yang disebut frase bilangan, yang mungkin
terletak di muka kata nominal (kata benda).
Di samping itu, terdapat juga frasa bilangan yang terdiri
dari kata bilangan disertai kata tambah. Misalnya: hanya satu, cuma dua belas, sepuluh saja, dsb.
Frasa Depan atau Frasa Preposisional
Frasa depan adalah frasa yang terdiri atas kata depan
dengan kata lain sebagai unsur penjelas.
Contoh:
di sebuah rumah
dengan sangat tenang
Frasa di sebuah
rumah terdiri dari kata depan di sebagai penanda, diikuti frasa sebuah rumah sebagai intinya. Frasa dengan sangat tenang terdiri dari kata
depan dengan sebagai penanda, diikuti
frasa sangat tenang sebagai intinya.
Contoh lain, misalnya:
ke Jakarta tentang
masalah itu
dari desa kepada
temannya
terhadap kemenakannya daripada
bambu